Rabu, 13 April 2011

Tentang Perompak Somalia

Perompak Somalia telah menjadi ancaman bagi pelayaran internasional sejak terjadinya Perang Saudara tahap kedua di Somalia pada awal abad 21. Sejak tahun 2005, organisasi internasional, termasuk Organisasi Maritim Internasional dan World Food Programme , telah menyatakan keprihatinan atas kenaikan tindakan pembajakan oleh perompak. Pembajakan telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan biaya pengiriman dan menghambat pengiriman-pengiriman bantuan pangan. Sembilan puluh persen dari Program pengiriman Pangan Dunia yang dikirim melalui jalur laut menggunakan kapal yang melalui teritorial laut Somalia selalu memerlukan pengawalan militer.
Hampir seluruh kejadian perompakan berlangsung di sekitar Teluk Aden dan di lepas pantai Somalia. Teluk Aden berhubungan dengan Lautan Hindia dan mempunyai link dengan Terusan Suez dan Laut Tengah (laut Mediterania), dimana setiap tahunnya dilewati sekitar 20.000 kapal laut. Sebuah laporan PBB dan beberapa dari sumber-sumber berita menyatakan bahwa pembajakan di lepas pantai Somalia terjadi karena disebabkan oleh banyaknya penangkapan ikan secara ilegal, serta pembuangan limbah beracun di perairan Somalia oleh kapal asing yang membuat penduduk lokal yang sebagian besar adalah nelayan semakin sulit untuk mencari nafkah. Hal inilah yang memaksa banyak dari mereka beralih profesi menjadi perompak. Alasan lainnya yang menyebabkan semakin banyaknya para perompak Somalia adalah bahwa 70 persen masyarakat pesisir lokal sangat mendukung pembajakan sebagai bentuk pertahanan teritorial nasional perairan negara tersebut. Selebihnya adalah alasan bahwa bajak laut percaya jika tindakan mereka merupakan bagian dari melindungi perairan mereka sekaligus upaya menuntut keadilan dan kompensasi atas sumber daya laut yang dicuri.

Beberapa bajak laut juga menyatakan bahwa dalam ketiadaan keamanan yang efektif dari negara untuk menjaga pantai setelah pecahnya Perang saudara Somalia dan ditambah lagi dengan adanya disintegrasi dari Angkatan Bersenjata , mereka akhirnya memilih menjadi bajak laut untuk melindungi perairan mereka. Kepercayaan ini juga tercermin dalam nama-nama yang diambil oleh beberapa jaringan bajak laut, seperti Relawan Nasional Coast Guard (NVCG).

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo